Thursday, April 9, 2015

MENGGAMBAR INSTALASI DRAINASEGEDUNG

DRAINASE GEDUNG
Menggambar Drainase Gedung
      Drainase memiliki arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Merupakan suatu        tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan,  rembesan,                  maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan dan atau lahan sehingga fungsi kawasan  tersebut          tidak terganggu.
     Menangani permasalahan kelebihan air  yang meliputi drainase permukaan dan drainase                         bawah permukaan.

1.      Sistem Sanitasi  Bangunan

Pada perencanaan sistem sanitasi bangunan dapat diuraikan lebih lanjut menjadi 2 bagian, yaitu:
      a.       Instalasi/jaringan air bersih
      b.      Alat-alat saniter
            Sumber-sumber air bersih
            ·      Perusahaan Air Minum (PAM)
            ·      Sumber setempat (sumur / mata air artesis)
                 Persyaratan air bersih untuk Air minum, Mandi, Cuci
                 ·      Jernih
                 ·      Tidak berwarna
                 ·      Tidak berbau
                 ·      Kadar bakteri rendah

Persyaratan untuk sistem jaringan
·      Tidak mengganggu sistem struktur bangunan
·      Tidak mengurangi estetika
·      Terlindung
·       Peralatan saniter memenuhi standar

Skema Jaringan dari PAM




Skema Jaringan Air Bersih



Dimensi pipa pada jaringan
·           Di halaman                            : 1½” s.d. 2”
·           Menempel dinding bangunan           : 1”
·           Menembus bangunan                        : ½” atau ¾”
·           Ukuran kran                          : ⅜” , ¾” dan ½

Penggunaan Tandon
Keuntungan penggunaan tandon adalah dapat menyimpan air/ terdapat persediaan air pada waktu listrik padam/aliran PAM mati. Yang perlu diperhatikan adalah perawatan / pemeliharaan bak tandon secara berkala.

Perlengkapan Pada Bak Penampung / Tandon 



b.  Alat-alat Saniter
       ·          Bath tub: untuk mandi, dilengkapi kran air dingin dan kran air panas
       ·         Shower: untuk pancuran air mandi
       ·         Closet: untuk buang air besar/kecil, dengan model jongkok/duduk
       ·         Urinoir: untuk buang air kecil khusus pria
       ·         Bidet: untuk buang air kecil khusus wanita
       ·         Washtafel/Lavatory: untuk cuci tangan
       ·         Sink: untuk cuci piring/dapur

           


Sistem Drainase Bangunan
Pada perencanaan sistem drainase bangunan dapat diuraikan lebih lanjut menjadi 2 bagian, yaitu:
1.     Instalasi/jaringan air kotor
2.     Perlengkapan drainase
a.     Instalasi/jaringan air kotor
1.    Sistem jaringan-Sistem Terbuka untuk air hujan /saluran yang tidak menimbulkan bau
2.    Sistem Tertutup untuk saluran yang menimbulkan pencemaran / polusi.

 Dalam pelaksanaannya untuk saluran tertutup dipisah menjadi 2, yaitu:
 1.    Saluran dari WC >> Septictank >> Peresapan
             2.    Saluran dari Kamar Mandi/Dapur/Cuci >> Peresapan

     

Persyaratan untuk sistem jaringan
1.    Jaringan tidak boleh langsung masuk ke saluran kota,kecuali saluran air hujan
2.   Sistem harus dilengkapi trap yang berfungsi sebagai penahan bau dari saluran pembuang
3.   Jaringan dibuat sependek mungkin
4.   Jangan terlalu banyak bangunan
5.   Belokan tidak boleh tajam < 90°
6.   Pertemuan dan belokan diberi bak kontrol
7.   Kemiringan saluran minimal 1%
8.   Perlu perawatan secara periodic
Saluran air hujan
1.  Air hujan dari cucuran atap serta ruang terbuka/halamandisalurkan ke saluran kota (jika sudah tersedia) atau dibuatkan peresapan local
2.      Saluran dibuat terbuka agar mudah dibersihkan
3.      Menggunakan pipa ½ Ø20 cm
4.      Sebaiknya dibuatkan peresapan tersendiri sebagai usahakonservasi air tanah
5.      Pada bagian yang terkena sirkulasi diberi/ditutup denganpelat beton/kisi-kisi besi beton
6.      Pada pertemuan dan belokan diberi bak control

a.      Perlengkapan Drainase

Septic Tank
Berfungsi sebagai tempat proses pengahancuran disposal padat secara biologis / dibantu bakteri pembusuk.

Kapasitas Tampung
Dimensi cm
T
P
L
15 Orang
150
100
75
25 Orang
150
150
100
50 Orang
150
250
120
100 Orang
150
250
120
150 Orang
150
300
150
200 Orang
150
400
150



Contoh penentuan dimensi ruang penghancur :
Kebutuhan air/orang/hari                                   = 25 liter
Kotoran hancur dalam waktu                            = 3 hari
Tinggi air dalam septic tank (T)                         = 150 cm =1,5 m
Volume air (V) = 15 x 25 x 3 = 1125 liter         = 1,125 m³
Misal direncanakan panjang ruang (P)              = 1 m
Maka lebar ruang (L)                                         = V/T . P = 1,23/1,5 . 1 = 0,75 m

Peresapan Air Kotor
Berfungsi sebagai filter aliran air dari septictank sebelum meresap ke dalam tanah
Terdapat 2 model peresapan, yaitu:
1.        Model memanjang dipergunakan bila halaman cukup luas / tanah merupakan lapisan pasir
2.        Model sumuran dipergunakan pada halaman yang sempit / lapisan tanah bagian atas tidak mudah     meresap air
Peresapan Model Memanjang

Kapasitas Tampungan
  • 15 Orang
  • 25 Orang
  • 50 Orang
  • 100 Orang
Panjang Peresapan
  • 5 m
  • 7 m
  • 10 m
  • 12 m
Peresapan Model Sumuran



Bak Kontrol Air Kotor
Berfungsi untuk pemeliharaan jaringan secara periodic Penempatan bak kontrol, yaitu:

  • Dibuat pada setiap jarak panjang 6 m
  • Pada jaringan pipa yang membelok
  • Pada pertemuan pipa jaringan




Gambar Instalasi Drainase Pada Rumah (skala 1:100)

Simbol-simbol Instalasi Plambing


A.      Drainase Bangunan
a.    Setiap gedung yang direncanakan harus mempunyai perlengkapan drainase untuk menyalurkan air hujan dari atap dan halaman (dengan pengerasan) di dalam persil ke saluran pembuangan campuran kota.
b.    Pengaliran air hujan dilakukan dengan 2 cara :
1.    Sistem Gravitasi
                 Melalui pipa dari atap dan balkon menuju lantai dasar dan dialirkan langsung ke saluran kota
2.    Sistem Bertekanan (Storm Water)
                 Air hujan yang masuk ke lantai basement melalui ramp dan air buangan lain yang berasal dari cuci mobil dan sebagainya dalam bak penampungan sementara (sump pit) di lantai basement terendah untuk kemudian dipompakan keluar menuju saluran kota.

Peralatan Sistem Drainase Dan Air Hujan
            1.   Pompa Drainase (Storm Water Pump)
                 Pompa drainase berfungsi untuk memompakan air dari bak penampungan sementara menuju                   saluran utama bangunan. Pompa yang digunakan adalah jenis submersible pump (pompa                       terendam) dengan sistem operasi umumnya automatic dengan bantuan level kontrol yang ada di              pompa dan sistem parallel alternate.

            2.    Pipa Air Hujan
   Pipa air hujan berfungsi untuk mengalirkan air hujan dari atap menuju rol bangunan. Bahan                    yang dipakai adalah PVC klas 10 bar.

            3.    Roof Drain
   Roof Drain berfungsi sama dengan floor drain, hanya penempatannya di atap bangunan dan air             yang dialirkan adalah air hujan. Bahan yang dipakai adalah cast iron dengan diberi saringan                    berbentuk kubah di atasnya

            4.    Balcony Drain Berfungsi sama seperti roof drain, hanya penempatannya pada balkon. 
Drainange Pump                                  Balcony Drain                          Floor Drain

        
               Roof Drain                         Rainwater Pipe


B.      Sanitasi Dan Drainase Gedung
a.    Sistem Sanitasi Bangunan
Pada perencanaan sistem sanitasi bangunan dapat diuraikan lebih lanjut menjadi 2 bagian, yaitu:
1.    Instalasi/ jaringan air bersih
2.    Alat-alat saniter
Instalasi jaringan air bersih:
§  Sumber-sumber air bersih
-       Perusahaan Air Minum (PAM)
-       Sumber setempat (sumur)
§  Persyaratan air bersih untuk air minum, mandi, cuci.
-       Jernih
-       Tidak berwarna
-       Tidak berbau
-       Kadar bakteri rendah
§  Persyaratan untuk sistem jaringan
-       Tidak mengganggu sistem struktur bangunan
-       Tidak mengurangi estetika
-       Terlindung
-       Peralatan sanitar memenuhi standar
§  Penggunaan tandon
Keuntungan penggunaan tandon adalah dapat menyimpan air/ terdapat persediaan air pada waktu listrik padam/aliran PAM mati. Yang perlu diperhatikan adalah perwatan atau pemeliharaan bak tandon secara berkala.

Contoh Denah Instalasi Plambing
Gambar Denah Instalasi air Bersih (skala 1:100)

a.    Sistem Drainase Gedung
Pada perencanaan sistem drainase bangunan dapat diuraikan lebih lanjut menjadi 2 bagian, yaitu:
1.    Instalasi/ jaringan air kotor
2.    Perlengkapan drainase
Instalasi jaringan air kotor
a.    Sistem Terbuka untuk air hujan atau saluran yang tidak menimbulkan bau.
b.    Sistem Tertutup
untuk saluran yang menimbulkan pencemaran atau polusi. Dalam pelaksanaannya untuk saluran tertutup dipisah menjadi 2 yaitu:
1.    Saluran dari WC >> Septic tank >> Peresapan
2.    Saluran dari kamar mandi/ dapur/ cuci >> Peresapan

Contoh Denah Instalasi Plambing
Denah Instalasi Air Kotor



 a.   Definisi Sanitasi
§  Usaha melengkapai fasilitas dalam membangun untuk menjamin kondisi bangunan selalu bersih dan sehat.
§   Usaha untuk menunjang bersih dan sehat, maka hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
-       Penyedian air bersih yang cukup
-       Pembuangan air kotor yang lancar
Instalasi air kotor
Merupakan fasilitas yang ada dalam bangunan seperti halnya :
1.   Saluran air pembuangan dari sekitar bangunan ke arah saluran/got yang ada di luar halaman bangunan
2.    Bak kontrol pada tempat tertentu bisa berjarak 15 m’ jika saluran air kotor menerus
3.    Dari talang tegak, penyaluran air hujan yang turun dari penurup atap  ketalang datar
4.  Kemeringan saluran air kotor harus baik, disarankan ≥ 2% agar drainase lancar tanpa  halangan
5.    Saluran air kotor ke WC ke septic tank juga harus lancar, sampai saluran yang dihubungkan  ke arah peeresapan (sumber rembesan)
Bak Kontrol
1.  Bak kontrol merupakan bak kecil yang terpasang diantara pasangan saluran air kotor yang berguna sebagai pengontrol setiap saat jika saluran air kotor mengalami hambatan atau terjadi genangan air yang tidak diinginkan
2. Bak kontrol menggunakan penutup dari cor-coran beton tulang dilengkapi dengan besi pegangan untuk membuka
3.   Dasar bak kontrol harus lebih dalam dari dasar saluran air kotor yang ada dimaksudkan agar endapan yang terjadi mudah dibersihkan;
4.   Penempatan bak kontrol  ada juga ditempatkan pada penutup septic tank. Di samping sebagai pengontrol dapat juga untuk memasukkan slang penyedot air limbah di septic tank
5.  Konstruksi bak kontrol dibuat dari pasangan ½ batu dengan adukan 1 Pc :  Ps dan diplester kedap air 1 Pc : 3 Ps


Posisi Bak Kontrol
            
Gambar Posisi Bak Kontrol

Posisi bak kontrol dibuat sebanyak mungkin, terutama pada bagian persilangan atau belokan dan saluran yang cukup panjang. Jarak bak kontrol untuk saluran lurus minmal 15 m. Kedalamannya sampai dengan 1 m, dengan garis tengah 60-80 cm.

Detail Bak Kontrol
                

Instalasi Air Bersih
1.  Jaringan air bersih darencanakan dari tempat pengambilan air bersih lalu didistribusikan antara lain ke menara air (water torn), titik air yang di pasang pada titik  air untuk bak air dikamar mandi, tidak air di taman, titik air di garasi dan seterusnya

2.    Sumber air bersih dapat dari sumur pompa seperti jet pump, mungkin sumur timba, atau dari  jaringan instalasi air PDAM

3. Instalasi air bersih harus dapat melayani untuk bangunan bertingkat tinggi sehingga kebutuhan air bersih dapat merata di semua tingkat/ lantai

4. Shaft adalah lubang pada pelat lantai untuk keperluan pemasangan pipa-pipa vertikal baik untuk saluran pipa air kotor

Pompa Air dan Lemen Lain

1.  Kebetuhan air bersih dapat diambilkan dari PDAM atau sumur yang dapat dibuat sendiri. Pada bangunan bertingkat diperlukan pompa air untuk menaikkan air dari sumber di bawah ke bak atas yang selanjutnya didistribusikan keseluruh lantai yang membutuhkan. Aliran air dari bak atas ke lantai bangunan akan berjalan secara gravitasi, artinya air mengalir karena ada benda tinggi. Oleh karena itu letak bak air atas harus lebih tinggi 3 m atau lebih dari tinggi lantai tingkat yang tertinggi agar air masih dapat mengalir ke semua tingkatan lantai
2.  Pompa air adalah suatu alat untuk menaikan air dari level yang rendah kelevel yang lebih tinggi. Dilihat dari jenisnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu pompa hisap dan pompa hisap tekan. Pompa hisap hanya menaikan air dari level di bawah pompa kelevel sama dengan level pompa-pompa hisap tekan menaikan air dari level dibawah pompa kelevel diatas pompa.
         
                   Detail Pompa dan Pengaliran                 Distribusi Aliran Air Keberbagai Lantai

Saluran Pembuangan Air Hujan
a.    Area Drain : yang berfungsi seperti corong, menangkap air dari suatu daerah berukuran tertentu dan sekedar mengarahkan air dari permukaan langsung kedalam pipa. Kelemahannya, adalah dalam jangka waktu yang panjang sering kali pipa tersumbat oleh kotoran atau tanah yang terbawa oleh aliran air hujan. Kelemahan lainnya adalah bahwa elevasi dari area drain tidak fleksibel, harus merupakan titik terendah dari semua  bidang miring aliran

b. Bak Pengumpul : fungsinya serupa dengan area drain, menangkap air permukaan suatu daerah tertentu. Tetapi, dikembangkan lebih lanjut dengan fungsi tambahan, yaitu fungsi penangkap tanah dan kotoran. Karena adanya fungsi ganda inilah, maka bak pengumpul ini menjadi sangat disukai dan digunakan
c. Pipa Pengumpul Atau Pengumpul Berbentuk Linier : Bentuk ini mempunyai kelebihan, yaitu elevasinya yang fleksibel sehingga mudah mengikuti berbagai ketinggian tanah, jalan, atau tempat parker

Jenis Pembuangan Air Hujan

JANIS PEMBUANGAN AIR HUJAN (1)
JENIS
KEUNTUNGAN
KERUGIAN
Pipa 80-100 mm
ü  Saluran tersembunyi hingga pengaruh bau dan pemandangan kurang baik dapat tercover;
ü  Biaya pembuatan murah
ü  Rentan kebocoran;
ü  Sulit pengontrolan;
ü  Mahal biaya perawatan.
Menggunakan buis beton ½ (sistem terbuka)
ü  Murah dan mudah saat perawatan;
ü  Biaya pemasangan murah;
ü  Mudah pengontrolan;
ü  Tidak rentan kebocoran
ü  Saluran air terbuka sehingga pengaruh bau dan pandangan tidak baik dapat tercover.

JENIS PEMBUANGAN AIR HUJAN (2)
JENIS
KEUNTUNGAN
KERUGIAN
Resapan air hujan
ü  Kondisi air tanah terjaga;
ü  Peresapan tidak terlalu mempengaruhi kondisi tanah.
ü  Mahal saat pelaksanaan;
ü  Butuh area tambahan untuk resapan
Saluran terbuka (bukan buis beton)
ü  Mudah pengontrolan;
ü  Tidak rentan kebocoran.
ü  Pengaruh bau dan pandangan tidak sedap tidak tercover;
ü  Relatif mahal dan memakan waktu lama saat pelaksanaan.
Saluran tertutup dengan buis beton
ü  Sulit saat pengontrolan;
ü  Sulit saat perawatan.
















10 comments:

  1. Sangat informatif , sangat berguna untuk saya yg buta tentang sistem drainase etc , senang apa bila bisa bertemu dengan anda secara langsung :)

    ReplyDelete
  2. Luar biasa lengkap, sangat membantu ilmunya

    ReplyDelete
  3. Sangat membantu untuk pengetahuan tentang sistem drain. Trima kasih dan sukses

    ReplyDelete
  4. Wow lengkap sekali penjabaran untuk menggambar drainase gedung yang dibuat. Terima kasih telah berbagi ilmu

    ReplyDelete
  5. Lengkap dan bagus
    Semoga bermanfaat...

    ReplyDelete